

Di Susun oleh :
MUHAMMAD SAEHO MASRI
(1103055034)
PETERNAKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
Fungi (Jamur)
Jamur pada umumnya merupakan jasad yang
berbentuk benang, multiseluler tidak
berkhlorofil dan belum mempunyai diferensiasi dalam jaringan. Ada pula yang
hanya terdiri dari satu sel. Diperkirakan >100.000 jenis fungi(jamur)
yang berbeda mengambil bagian dalam daur alam, untunglah hanya sedikit yang
menyebabkan penyakit. Peranan jamur dalam alam sangat besar, ada yang
merugikan, berbahaya dan ada yang menguntungkan. Spesies jamur yang
nonpatogen meliputi spesies yang melakukan perombakan bahan organik dalam
tanah, perusak kayu dan bahan lain. Penyebaran Habitat jamur jamur di alam sangat
luas. Jamur terdapat dalam tanah, buah-buahan, dalam air, bahan organik, bahan
makanan dan sebagai saprofit atau parasit pada tanaman, hewan dan
manusia. Untuk perkembangbiakan fungi ini yaitu dengan Spora jamur
beterbangan diudara dan spora tersebut akan berkecambah menjadi sel vegetatif jika jatuh di tempat yang memungkinkan untuk
hidupnya.
Untuk
Struktur jamur sendiri walaupun jamur dapat dilihat, namun
masing-masing selnya berukuran
mikroskopik. Dan jamur tersusun atas benang-benang sel yang disebut hifa.
Jika jamur tumbuh, hifa saling membelit untuk membentuk massa benang yang
disebut miselium yang cukup besar untuk dilihat dengan mata. Telanjang yag
dapat kita lihat sehari –hari.
Dan untuk hyfa ada dua tipe hyfa, yaitu Hifa fertil (hifa yang dapat membentuk sel
reproduksi atau spora) dan Hifa
vegetatif (hifa yang berfungsi untuk menyerap makanan dari substrat). Hifa juga ada yang mempunyai dinding penyekat
(septa) yang membagi masing-masing hifa menjadi banyak sel dengan nukleus masing-masing.
Hifa yang tidak bersepta kelihatan seperti satu sel panjang yang mengandung
banyak nukleus yang disebut hifa senosit. Ukuran sel yang menyusun hifa
berbeda dari satu jamur dengan yang lain. Yang besar diameternya 10 – 20 µm
(sel bakteri ±1 µm),panjang benang juga berbeda-beda.
Perkembang biakan jamur yaitu dengan spora, cara bagaimana
spora dibuat dapat bersifat vegetatif (aseksual) dan generatif
(seksual). Secara vegetatif dapat dilakukan dengan fragmentasi miselium,
pembentukan tunas dan pembentukan spora aseksual (dihasilkan oleh satu sel tanpa
fertilisasi) ex. Pycomycetes, Ascomycetes.
Secara generatif, adalah dengan fusi 2 sel. Proses seksual hanya terjadi antara
hifa atau spora yang tipe kelaminnya berbeda.
Faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap fungi adalah status bahan organik, pH,
pupuk, kelengasan, aerasi, temperatur, letak dalam profil. Pada umumnya jamur
dibagi menjadi 2 yaitu: khamir (Yeast) dan kapang (Mold).
1
Khamir.
Khamir adalah bentuk sel tunggal
dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar
daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar
bakteri yang terbesar. khamir sangat beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 μm
lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau lebih. Biasanya berbentuk
telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies
mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam perkembangbiakan murni
terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk. Sel-sel individu,
tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum
atau organ-organ penggerak lainnya.
Adapun beberapa khamir yaitu:
1. Khamir Murni
Khamir yang dapat berkembang biak
dengan cara seksual dengan pembentukan askospora khamir ini diklasifikasikan
sebagai Ascomycetes (Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces carlbergesis,
Hansenula anomala, Nadsonia sp).
2. Khamir Liar
Khamir murni yang biasanya terdapat
pada kulitanggur. Khamir ini mungkin digunakan dalam proses fermentasi,
meskipun galur yang diperbaiki telah dikembangkan yang menghasilkan anggur
dengan rasa yang lebih enak dengan bau yang lebih menyenangkan. Khamir liar
yang ada dikulit anggur dimatikan dengan penambahan dioksida belerang pada buah
anggur yang telah dihancurkan. Inokulum galur khamir yang dikehendaki
ditambahkan kemudian untuk memfermentasi air perasan anggur.
3. Khamir Atas
Khamir murni yang cenderung
memproduksi gas sangat cepat sewaktu fermentasi,sehingga khamir itu dibawa
kepermukaan. Khamir atas mencakup khamir yang digunakan dalam pembuatan
roti,untuk kebanyakan anggur minuman dan bir inggris (Saccharomyces cereviceae).
4. Khamir Dasar
Khamir murni yang memproduksi gas
secara lebih lamban pada bagian awal fermentasi. Jadi sel khamir cenderung
untuk menetap pada dasar. Galur terpilih digunakan dalam industri bir lager (Saccharomyces
carlsbergensis).
5. Khamir Palsu atau Torulae
Khamir yang didalamnya tidak
terdapat atau dikenal tahap pembentukan spora seksual. Banyak diantaranya yang
penting dari segi medis (Cryptococcus neoformans, Pityrosporum ovale,
Candida albicans).
2.
Kapang.
Tubuh atau talus suatu kapang pada
dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau
dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa ilament yang dinamakan hifa.
Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya
berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama.
Ada 3 macam morfologi hifa:
- Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.
2. Septat dengan sel-sel uninukleat,
sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal.
Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan
nucleus dan sitoplasma dari satu ruang keruang yang lain.setiap ruang suatu
hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada
sel yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.
3. Septat dengan sel-sel
multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu
nukleus dalam setiap ruang.
Jamur tidak dapat hidup secara
autotrof, melainkan harus hidup secara heterotrof. Jamur hidup dengan jalan
menguraikan bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur hidup
secara saprofit,artinya hidup dari penguraian sampah sampah-sampah organic
seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan
anorganik. Ada pula jamur yang hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan
bahan organic dari inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan.
Adapula yang hidup secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan
orgaisme lain agar saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan
ganggang membentuk lumut kerak.
Jamur uniseluler misalnya ragi dapat
mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula dicerna menjadi alkohol.
Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe dapat mengaraikan protein
kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino. Makanan tersebut
dicerna diluar sehingga disebut pencernaan ekstraseluler, sama seperti pada bakteri.
Caranya,sel-sel yang bekerja mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah
yang bekerja menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul
sederhana.
1.1 Anatomi pada fungi (jamur)
Jamur tidak memiliki klorofil, sel
pada jamur ada yang uniseluler,ada pula yang mutiseluler. Dinding sel pada
jamur terdiri dari kitin. Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian sel
membentuk benang seperti kapas, yang disebu benang hifa. Hifa memiliki
sekat-sekat yang melintang, tiap-tiap sekat memiliki satu sel, dengan satu atau
beberapa inti sel. Namun adapula hifa yang tidak memiliki sekat melintang, yang
mengandung banyak inti dan disebut senositik. Ada tidaknya sekat pada hifa ini
dijadikan dasar dalam penggolongan jamur. Hifa ada yang berfungsi sebagai
pembentuk alat reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh menjulang ke atas menjadi
sporangiofor yang artinya pembawa sporangium.sporangium artinya kotak spora.
Didalam sporangium terisi spora. Ada pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor
yang artinya pembawa konidia, yang dapat menghasilkan konidium.
Kumpulan hifa membentuk jaringan
benang yang dikenal sebagai miselium. Miselium inilah yang tumbuh menyebar
diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya.
1.2 Reproduksi pada jamur (fungi)
Jamur uniseluler berkembang biak
dengan cara seksual dan dengan cara aseksual. Pada perkembangbiakannya yang
secara seksual jamur membentuk tunas,sedangkan secara aseksual jamur membentuk
spora askus.Jamur multiseluler berkembangbiak dengan cara aseksual,yaitu dengan
cara memutuskan benang hifa (fragmentasi),membentuk spora aseksual yaitu
zoospora,endospora dan konidia. Sedangkan perkembangbiakan secara seksual
melalui peleburan antara inti jantan dan inti betina sehingga terbentuk spora
askus atau spora basidium.
Zoospora atau spora kembara adalah
spora yang dapat bergerak didalam air dengan menggunakan flagella. Jadi jamur
penghasil zoospore biasanya hidup dilingkungan yang lembab atau berair.
Endospora adalah spora yang
dihasilkan oleh sel dan spora tetap tinggal didalam sel tersebut, hingga
kondisi memungkinkan untuk tumbuh.
Spora askus atau askospora adalah
spora yang dihasilkan melalui perkawinan jamur Ascomycota. Askospora terdapat
didalam askus, biasanya berjumlah 8 spora. Spora dari perkawinan kelompok jamur
Basidiomycota disebut basidiospora. Basidiospora terdapat didalam basidium,dan
biasanya bejumlah empat spora.
Konidia adalah spora yang dihasilkan
dengan jalan membentuk sekat melintang pada ujung hifa atau dengan diferensiasi
hingga terbentuk banyak konidia. Jika telah masak konidia paling ujung dapat
melepskan diri.
DAFTAR
PUSTAKA
Coyne,
Mark S. 1999. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. Delmar Publisher,
USA.
Pelczar,
Michael J. 1999. Microbiology. McGRAW-HILL INTERNATIONAL EDITIONS, USA.
Syamsuri,
Istamar. 2004. BIOLOGI untuk SMA kelas X. Erlangga, Jakarta.
Waluyo,
Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM PRESS, Malang.
Winarni,
Endang Widi. 2007. Biologi 3. Esis, Jakarta.
http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/tanah-sebagai-habitat-mikroorganisme/bakteri-jamur-fungi-dan-nutrisi-mikroorganisme/
No comments:
Post a Comment