Wednesday, November 7, 2012

tugas mikrobiologi

TUGAS 
MIKROBIOLOGI UMUM
Description: C:\Documents and Settings\satria\Desktop\XDSASW.jpg

Di Susun oleh :
MUHAMMAD SAEHO MASRI (1103055034)
PETERNAKAN


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
Fungi (Jamur)
Jamur pada umumnya merupakan jasad yang berbentuk benang, multiseluler  tidak berkhlorofil dan belum mempunyai diferensiasi dalam jaringan. Ada pula yang hanya terdiri dari satu sel.  Diperkirakan >100.000 jenis fungi(jamur) yang berbeda mengambil bagian dalam daur alam, untunglah hanya sedikit yang menyebabkan penyakit. Peranan jamur dalam alam sangat besar, ada yang merugikan, berbahaya dan ada yang menguntungkan.  Spesies jamur yang nonpatogen meliputi spesies yang melakukan perombakan bahan organik dalam tanah, perusak kayu dan bahan lain. Penyebaran Habitat jamur jamur di alam sangat luas. Jamur terdapat dalam tanah, buah-buahan, dalam air, bahan organik, bahan makanan dan sebagai saprofit atau parasit pada tanaman, hewan dan manusia.  Untuk perkembangbiakan fungi ini yaitu dengan Spora jamur beterbangan diudara dan spora tersebut akan berkecambah menjadi sel vegetatif  jika jatuh di tempat yang memungkinkan untuk hidupnya.
Untuk Struktur jamur sendiri walaupun jamur dapat dilihat, namun masing-masing selnya  berukuran mikroskopik.  Dan jamur tersusun atas benang-benang sel yang disebut hifa. Jika jamur tumbuh, hifa saling membelit untuk membentuk massa benang yang disebut miselium yang cukup besar untuk dilihat dengan mata. Telanjang yag dapat kita lihat sehari –hari.
Dan untuk hyfa ada dua tipe hyfa, yaitu  Hifa fertil (hifa yang dapat membentuk sel reproduksi atau spora) dan  Hifa vegetatif (hifa yang berfungsi untuk menyerap makanan dari substrat).  Hifa juga ada yang mempunyai dinding penyekat (septa) yang membagi masing-masing hifa menjadi banyak sel dengan nukleus masing-masing. Hifa yang tidak bersepta kelihatan seperti satu sel panjang yang mengandung banyak nukleus yang disebut hifa senosit.  Ukuran sel yang menyusun hifa berbeda dari satu jamur dengan yang lain. Yang besar diameternya 10 – 20 µm (sel bakteri  ±1 µm),panjang benang juga berbeda-beda.



Perkembang biakan jamur yaitu dengan spora, cara bagaimana spora dibuat dapat bersifat  vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).  Secara vegetatif dapat dilakukan dengan fragmentasi miselium, pembentukan tunas dan pembentukan spora aseksual (dihasilkan oleh satu sel tanpa fertilisasi) ex. Pycomycetes, Ascomycetes.  Secara generatif, adalah dengan fusi 2 sel. Proses seksual hanya terjadi antara hifa atau spora  yang tipe kelaminnya berbeda.
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap fungi adalah status bahan organik, pH, pupuk, kelengasan, aerasi, temperatur, letak dalam profil. Pada umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu: khamir (Yeast) dan kapang (Mold).
1          Khamir.
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. khamir sangat beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam perkembangbiakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk. Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya.
Description: http://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/khamir.jpg?w=570                                                                                                                                   

Adapun beberapa khamir yaitu:
1.       Khamir Murni
Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan pembentukan askospora khamir ini diklasifikasikan sebagai Ascomycetes (Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces carlbergesis, Hansenula anomala, Nadsonia sp).
2.      Khamir Liar
Khamir murni yang biasanya terdapat pada kulitanggur. Khamir ini mungkin digunakan dalam proses fermentasi, meskipun galur yang diperbaiki telah dikembangkan yang menghasilkan anggur dengan rasa yang lebih enak dengan bau yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang ada dikulit anggur dimatikan dengan penambahan dioksida belerang pada buah anggur yang telah dihancurkan. Inokulum galur khamir yang dikehendaki ditambahkan kemudian untuk memfermentasi air perasan anggur.
3.      Khamir Atas
Khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat sewaktu fermentasi,sehingga khamir itu dibawa kepermukaan. Khamir atas mencakup khamir yang digunakan dalam pembuatan roti,untuk kebanyakan anggur minuman dan bir inggris (Saccharomyces cereviceae).
4.      Khamir Dasar
Khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada bagian awal fermentasi. Jadi sel khamir cenderung untuk menetap pada dasar. Galur terpilih digunakan dalam industri bir lager (Saccharomyces carlsbergensis).
5.      Khamir Palsu atau Torulae
Khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap pembentukan spora seksual. Banyak diantaranya yang penting dari segi medis (Cryptococcus neoformans, Pityrosporum ovale, Candida albicans).                                                                                                                           
2. Kapang.
Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa ilament yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama.
Description: http://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/kapang.jpg?w=570



Ada 3 macam morfologi hifa:
  1. Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.
Description: http://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/hifa-aseptat-senositik.jpg?w=570
2. Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma dari satu ruang keruang yang lain.setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.
Description: http://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/hifa-septat.jpg?w=570
3. Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang.


Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup secara heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit,artinya hidup dari penguraian sampah sampah-sampah organic seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik. Ada pula jamur yang hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan bahan organic dari inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan. Adapula yang hidup secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan orgaisme lain agar saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak.
Jamur uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe dapat mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan  asam amino. Makanan tersebut dicerna diluar sehingga disebut pencernaan ekstraseluler, sama seperti pada bakteri. Caranya,sel-sel yang bekerja mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana.
1.1 Anatomi pada fungi (jamur)
Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler,ada pula yang mutiseluler. Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin. Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang disebu benang hifa. Hifa memiliki sekat-sekat yang melintang, tiap-tiap sekat memiliki satu sel, dengan satu atau beberapa inti sel. Namun adapula hifa yang tidak memiliki sekat melintang, yang mengandung banyak inti dan disebut senositik. Ada tidaknya sekat pada hifa ini dijadikan dasar dalam penggolongan jamur. Hifa ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh menjulang ke atas menjadi sporangiofor yang artinya pembawa sporangium.sporangium artinya kotak spora. Didalam sporangium terisi spora. Ada pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor yang artinya pembawa konidia, yang dapat menghasilkan konidium.
Kumpulan hifa membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai miselium. Miselium inilah yang tumbuh menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya.                                                                                                                                 
Description: http://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/anatomi-jamur.gif?w=570
1.2 Reproduksi pada jamur (fungi)
Jamur uniseluler berkembang biak dengan cara seksual dan dengan cara aseksual. Pada perkembangbiakannya yang secara seksual jamur membentuk tunas,sedangkan secara aseksual jamur membentuk spora askus.Jamur multiseluler berkembangbiak dengan cara aseksual,yaitu dengan cara memutuskan benang hifa (fragmentasi),membentuk spora aseksual yaitu zoospora,endospora dan konidia. Sedangkan perkembangbiakan secara seksual melalui peleburan antara inti jantan dan inti betina sehingga terbentuk spora askus atau spora basidium.
Zoospora atau spora kembara adalah spora yang dapat bergerak didalam air dengan menggunakan flagella. Jadi jamur penghasil zoospore biasanya hidup dilingkungan yang lembab atau berair.
Endospora adalah spora yang dihasilkan oleh sel dan spora tetap tinggal didalam sel tersebut, hingga kondisi memungkinkan untuk tumbuh.

Spora askus atau askospora adalah spora yang dihasilkan melalui perkawinan jamur Ascomycota. Askospora terdapat didalam askus, biasanya berjumlah 8 spora. Spora dari perkawinan kelompok jamur Basidiomycota disebut basidiospora. Basidiospora terdapat didalam basidium,dan biasanya bejumlah empat spora.
Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat melintang pada ujung hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia. Jika telah masak konidia paling ujung dapat melepskan diri.
Description: http://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/reproduksi-jamur-2.jpg?w=570



DAFTAR PUSTAKA
Coyne, Mark S. 1999. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. Delmar Publisher, USA.
Pelczar, Michael J. 1999. Microbiology. McGRAW-HILL INTERNATIONAL EDITIONS, USA.
Syamsuri, Istamar. 2004. BIOLOGI untuk SMA kelas X. Erlangga, Jakarta.
Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM PRESS, Malang.
Winarni, Endang Widi. 2007. Biologi 3. Esis, Jakarta.
http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/tanah-sebagai-habitat-mikroorganisme/bakteri-jamur-fungi-dan-nutrisi-mikroorganisme/












No comments: