Kata pengantar
Kita semua memaklumi bahwa bahan bacaan di berbagai bidang Peternakan. Kitapun menyadari betapa pentingnya bahwaa bacaan tersebut untuk menunjang lajunya pembangunan dari suatu bidang termasuk melalui proses belajar. Pengertian inilah yang terutama mendorong penulis untuk mencoba menyusun buku ini.
Sebagai landasan Ilmu Gizi Ternak dimaksudkan agar dapat mengerahkan pengertian prapemakainya untuk selanjutnya mempelajari Ilmu Gizi Praktis Ternah ruminansia, unggas, maupun ternak Equin.
Beberapa bahan pakan yang digunakan dalam ransum mendapat pembahasan khusus, demikian pula tentang beberapa cara menyusun ransum dan cara pemberianya untuk berbagai fase kehidupan ternak.
Pertanyaan yang tersedia yang tersedia diharapkan pengertian yang lebih tepat dan cepat. Akhirnya sambil menunggu yang lebih baik, penulis sangat mengharapkan keritik yang sifatnya membangun dari pihak manapun untuk memperbaiki isi makalah ini.
Pendahuluan
A. Mineral
Mineral atau zat inorganic sering pula disebut abu oleh karena sekumpulan mineral dari bahan nabati atau pun hewani diperoleh dengan menggabungkan bahan tersebut. Oksidasi dari zat-zat menyebabkan mineral-mineral yang terikat dengan zat organik tersebut menjadi zat-zat inorganic. Dari abu, masih mungkin didapatkan unsure-unsur karbon (C) dalam bentuk karbohidrat, lagi pula tidak member keterangan tetang perbandingan setiap mineral yang terdapat didalamnya.
Mikro mineral adalah mineral-mineral yang dibutuhkan dalam kualitas yang lebih banyak dibanding dengan mikro mineral yang dibutuhkan dalam jumlah relative lebih sedikit. Penentuan esensial tidaknya suatu mineral dilakukan dengan cara memberi suatu rasum/makanan yang susunan zat-zat makananya sempurna. Penentuan tingkatan optimum dari unsur mineral adalah berdasar atas konsep. Oleh karna itu yang dimaksud dengan funsi-fungsi yang normal perlu diketahui terlebih dahulu.
Keungunaan mineral yang ada dalam makanan tergantung kepada;
a. Jumlah yang dikomsumsi
b. Banyaknya yang dapat diserap
Analisa dari suatau bahan makanan atau rasum hanya menunjukan berapa banyak suatu elemen terkandung dalam bahan makanan atau ransum hanya menunjukan berapa banyak suatu elemen terkandung dalam bahan pakan atau ransum tersebut, dan tidak menunjukan berapa persen dari unsure tersebut, dapat dimanfaatkan oleh ternak.
Jumlah mineral yang terdapat dalam suatu tanaman makanan ternak banyak tergantung kepada :
1. Kadar mineral pada tanah tempat tanaman itu tumbuh.
2. Sifat ginetis dari tanaman tersebut untuk mengambil zat-zat anorganik dari tanaman tanah.
3. Faktor-faktor lingkungan seperti pH tanah, struktur tanah, pemupukan, curah hujan dan lain sebagainya. Oleh faktor-faktor lingkungan ini dapat menyebabkan dua jenis tanaman yang sama, mengandung kadar mineral yang berbeda dan dalam memperkirakan banyaknya mineral yang dapat dikomsumsi oleh ternak dari suatu tanaman makanan ternak biasanya berdasarkan hasil analisa rata-rata saja. Mineral-mineral dalam jaringan tanaman biasanya dalam bentuk senyawa dengan karbohidrat.
B. Vitamin
Bahan-bahan makanan/ransum yang sering dipakai sehari-hari, mengandung berbagai macam vitamin dalam jumlah yang relatif kecil C dibanding dengan energi atau protein) akan tetapi sangat vital untuk hidup (metabolisme dalam tubuh). Pada umumnya vitamin-vitamin itu ditemukan berhubung adanya pengaruh biologis yang menarik bagi seorang peneliti, sedangkan sifat-sifat kimianya dipelajari kemudian. Oleh karena itu zat-zat makanan itu diberi nama umun “Vitamin” yang satu dengan yang lainya dibedakan dengan huruf, terkadang disertai dengan nomer-nomer subskrip. Dalam beberapa hal system ini untuk beberapa vitamin tetap dipakai walaupun sifat-sifat kimianya telah ditemukan kemudian dilain pihak, nama umum tersebut segera di ubah karna terminologi fitamin tidak lagi diterima dengan baik. Akibat dari pada hal tersebut maka didalam praktek, nama vitamin, nama kimianya tetap dipakai walaunama tersebut untuk beberapa seri zat-zat yang berupa aktivitasnya atau terminologi kimianya dibuang diganti dengan nama lain.
Di antara bahan-bahan makanan yang sering digunakan, ada yang mengandung beberapa jenis, dan jumlah dari masing-masing vitamin bervariasi secara umum dapat dikatakan bahwa bahan-bahan makanan yang berasal dari hewan misalnya (susu, daging, hati dan lain sebagainya) mengandung hamper semua jenis vitamin yang telah di ketahui dan dalam jumlah relatif tinggi sedangkan biji-bijian misalnya (jagung) dan umbi-umbian misalnya (umbi kayu) umumnya mengandung sedikit sampai cukup saja.
Beberapa cara dalam praktek ini seperti dalam formulasi ransum/prosesing bahan makan danpengolahan ternak dapat merubah (mengurangi) kadar vitamin dalam suatu bahan makanan/ransum atau menaikan kebutuhan ternak yang bersangkuatan terhadap vitamin tertentu atau keseluruhan. Dalam formulasi ransum sering tidak menguraingi pemakaian bahan-bahan makanan yang kaya akan vitamin seperti beberapa jenis hijauan, hasil-hasil fermentasi, limbah dari daging dan ikan. Cara panen dan mengolah bahan-bahan makanan dan dalam rangka pengembangan beberapa varietas tanaman ynag berproduksi tinggi dapat menurunkan atau menaikan kadar vitamin tertentu dalam beberapa mineral mikro dalam bahan makanan tersebut.
Kebutuhan vitamin telah meningkat dalam rangka perbaikan cara berternak, misalnya mencari bibit yang cepat bertumbuh dengan massa daging yang tinggi atau induk yang lebih subur dalam reproduksi. Pemeliharaan dalam kandang yang modern berlantai semen atau lain sebagainya menyebabkan kemungkinan ber-koprofagi dari ternak yang bersangkutan dikurangi dan dengan demikian penggunaan vitamin yang tersintesa dalam usus besar yang keluar melalui feses tidak dapat digunakan. Penyapihan yang cepat merupakan contoh lain dalam sistem produksi yang semuanya dapat meningkatkan stress bagi ternak yang bersangkutan yang menyebabkan mereka lebih sensitive terhadap penyakit tertentu. Pemakaian antimetabolit atau anti antimikroba dapat menyebabkan sintesa beberapa vitamin dalam saluran pencernaan menurun, demikian pula dalam sistem penyerapannya. Dengan cara pemeliharaan yang demikian yang menyebabkan peternak harus lebih banyak mensuplai jenis dan kualitas sumber vitamin dalam ransum yang secara ekonomis masih dapat dipertanggung jawabkan.dengan adanaya sintesa tersebut, memungkinkan peternak dapat memelihara ternaknya tanpa sinar matahari. Di lain pihak dalam waktu tertentu akan lebih murah apa bila menggunakan sumber-sumber alamiah akan tetapi penghalan utama dari pada usaha tersebut terutama oleh masih kurangnya keterangan yang dapat di percaya tentang kadar vitamin dari berbagai bahan makanan terutama di Negara kita ini. Demikian pula keterangan terhadap potensi biologis dari vitamin yang bersangkutan. Mungkin ini pulalah sebabnya maka pada umumnya banyak penyusunan ransum lebih suka mengabaikan tentang kadar vitamin yang telah ada dalam bahan-bahan makanan yang akan dipakainya untuk menyusun ransum dan secara total menggantungkan diri pada suplemen (vitamin yang akan ditambahkan). Hal ini yang memungkinkan, bukan hanya dipandang dari segi ekonomis akan tetapi dari segi biologisnya dapat pula dipertanggung jawabkan kecuali misalnya vitamin D yang dalam jumlah yang cukup tinggi dapat menyebabkan beberapa problema metabolisme.
ISI
A. MINERAL
Pada umumnya setiap mineral mempunyai fungsi lebih dari satu dalam proses metabolisme dan aktivitas itu berhubungan dengan mineral-mineral lainnya, vitamin-vitamin dan hormon-hormon. Semua ini menambah kompleksnya prosedur penelitian yang diperlukan untuk menentukan sifat-sifat esensialnya atau tingkat optimumnya dalam makanan atau untuk tingkat fisiologisnya. Oleh karena suatu mineral, di dapatkan di mana-mana maka dalam penelitian tertentu memerlukan makanan yang dimurnikan secara khusus pula dibuat misalnya dari gelas atau “Stainless steel”.
Dengan makin intensifnya sistem peternakan dalam kandang terutama yang berlantai beton/semen, sumber-sumber mineral dalam ransum semakin lebih diperhatikan, karena ternak babi tidak dapat memperoleh sumber-sumber mineral secara alamiah dari tanah. Untuk mengetahui bahwa seekor ternak defisiensi terhadap salah satu atau beberapa mineral., tidak selalu mudah oleh karena gejala-gejala klinis yang tidak selalu spesifik. Tidak jarang kita harus mengadakan analisa tanah, bahan makanan, atau pun jaringan-jaringan tubuh untuk mendapatkan diagnosa yang tepat terhadap gejala defisiensi pada suatu peternakan disuatu daerah.
Ternak lebih dekat hubunganya dengan lingkungan geokimia dan merupakan buffer yang baik bagi manusia dari akibat-akibat negatife yang di akibatkn oleh beberapa faktor oleh secara langsung tersebut. Dalam mempelajari segi ilmu gizi dari zat mineral dikenal dengan istilah “Kilasi” yakni suatu proses dimana suatu unsur (Metal) membentuk ikatan-ikatan cincin, yang biasanya bersangkutan sebagai inti misalnya vitamin B12 dengan Co sebagai mineral inti.
Pakan sumber mineral : Tepung tulang dan kerang.
Tepung Tulang
Tepung tulang merupakan hasil penggilingan tulang yang telah dipisahkan dari kandungan colagennya. Produk ini digunakan untuk bahan baku pakan yang merupakan sumber mineral (terutama kalsium) dan sedikit asam amino. Tepung tulang berbentuk serpihan (tepung) berwarna coklat dengan tekstur yangkasar jika dirasakan, dengan aroma khas seperti daging sapi tapi ada juga yang tidak berbau. Sekilas memang hampir mirip dengan tepung MBM tetapi kandungan nutrisiyang dimiliki jelas berbeda.
Tepung Cangkang Kerang Laut
Tepung cangkang kerang laut merupakan olahan cangkang kerang laut yang dihaluskan melalui proses giling.
Kandungan kalsium pada tepung cangkang kerang sangatlah tinggi sehingga sangat cocok untuk salah satu campuran pakan ternak untuk membentuk dan menguatkan pertumbuhan tulang pada hewan ternak, sebagai bahan pembantu pengolahan makanan pada tembolok dan bahan penguat telur ada hewan unggas, tuk menghasilkan kualitas telur yang maksimal.. karena salah satu unsur yang dibutuhkan hewan ternak adalah kalsium.
Kandungan yang terdapat dalam tepung cangkang kerang bukan hanya kalsium.tetapi vitamin, protein dan mineral-mineral lain yang dibutuhkan oleh hewan ternak. Oleh karena itu tepung cangkang kerang laut sangat baik digunakamn untuk campuran dan tambahan pakan ternak, mengalahkan bahan-bahan kalsium lainnya seperti tepung batu,dll. Disamping itu harga tepung cangkang kerang relatif lebih murah dan banyak ditemukan ditiap daerah.
Untuk menghasilkan hasil yang maksimal , kebutuhan kalsium atau tepung cangkang kerang yang digunakan hendaknya tidak lebih dari 5 % campuran pada pakan ternak per Kg nya.
Formulasi mineral
• Agar pemberian mineral sebagai supplement menghasilkan susunan yang tepat dalam memenuhi kebutuhan ternak, maka dapat dibuat suatu formula mineral yaitu
• Mineral Mix dan
• Premix mineral
Mineral mix adalah campuran berbagai bahan pakan sumber mineral makro, penggunaannya 1-5% dari total ransum.
Contoh pakan sumber mineral makro : garam dapur sebagai sumber Na dan C1, batu kapur/kalsit sebagai sumber Ca, tepung tulang sebagai sumber fosfor
Mis Total ransum 100 Kg dipakai 2% Kalsit à 2/100 x 100Kg = 2 Kg Kalsit.
Mis Total ransum 100 Kg dipakai 2% Kalsit à 2/100 x 100Kg = 2 Kg Kalsit.
• Premix mineral adalah campuran berbagai bahan sumber mineral mikro dengan suatu bahan pembawa sebagai campuran, yang penggunaannya maksimal 0,5 % dari total ransum.
Premix adalah campuran satu atau lebih mineral mikro dengan suatu bahan pembawaan.Bahan pembawaan berguna untuk membuat campuran menjadi lebih besar& homogen.Bahan Pembawa yang biasa digunakan antara lain : Bungkil kedelai, jagung dan sekam giling.
Penyusun premix mineral
• Penggunaan Premix dalam ransum kira-kira 0,5 % (0,5 Kg premix dalam 100 Kg ransum)
Langkah Penyusunan Premix dan Perhitungannya
1. Kebutuhan mineral mikro untuk tiap Kg ransum
2. Jumlah ransum yang akan dibuat
3. Jumlah premix yang harus dibuat.
4. Kebutuhan mineral untuk ternak
5. Menggunakan mineral murni atau mineral tidak murni
B. VITAMIN
Vitamin berasal dari kata “vitae-amine” dan didefinisikan sebagai senyawa organik yang diperlukan dalam jumlah kecil untuk menjaga fungsi metabolisme dalam tubuh tetap optimal. Vitamin sebagai salah satu bagian dari nutrisi mikro, memiliki peranan yang tidak kalah besar dibandingkan dengan jenis nutrisi lainnya. Jika dilihat secara kuantitatif, persentase kebutuhan vitamin pada ransum ayam pasti lebih kecil dibandingkan dengan nutrisi lain seperti karbohidrat, protein dan lemak. Meskipun begitu, vitamin tetap wajib diberikan terkait fungsinya sebagai katalis metabolisme nutrisi makro. Dalam arti lain, bila tidak ada vitamin maka metabolisme nutrisi makro akan terhambat. Hambatan metabolisme ini akan menyebabkan pertumbuhan ayam menjadi tidak optimal, terbatasnya pembentukan energi untuk beraktivitas dan tidak terjadi regenerasi sel-sel yang rusak dalam tubuh.
Pernyataan di atas dikuatkan oleh Scott et al., (1992) yang menyatakan bahwa unggas yang dipelihara dengan sistem tata laksana yang tidak baik, sangat peka terhadap kejadian defisiensi (kekurangan) vitamin.
1.1 Vitamin A
Vitamin ini sering disebut sebagai retinol. Secara umum Vitamin A dapat ditemukan dalam tepung ikan dan jagung. Vitamin A berfungsi dalam proses pertumbuhan, stabilitas jaringan epitel pada membran mukosa saluran pencernaan, pernapasan, saluran reproduksi serta mengoptimalkan indera penglihatan.
Defisiensi vitamin A pada ayam dapat menyebabkan ruffled feathers (bulu berdiri), ataxia (kehilangan keseimbangan saat berjalan) dan bisa berakibat pada penurunan produksi telur serta daya tetas. Bila defisiensi berlangsung terus menerus dalam waktu yang cukup lama serta tidak ditangani dengan baik, maka akan mengakibatkan munculnya cairan putih susu (keruh) pada mata ayam tersebut sehingga bisa mengganggu penglihatan dan kadang terjadi kerusakan mata permanen. Selain itu defisiensi vitamin A bisa menyebabkan timbulnya bintik darah (blood spot) pada telur (Saif, 2003).
Vitamin D
Vitamin D pada produk-produk vitamin seringkali ditulis sebagai vitamin D3. Vitamin D3 atau yang lebih dikenal sebagai cholecalciferol adalah satu-satunya metabolit dari vitamin D yang bisa digunakan oleh unggas (Weber, 2009). Secara umum vitamin ini dapat ditemukan pada tepung ikan dan sinar matahari yang berfungsi sebagai prekursor. Vitamin D bermanfaat untuk metabolisme kalsium dan fosfor dalam pembentukan kerangka normal, membentuk paruh dan cakar yang keras serta kerabang telur yang kuat.
Defisiensi vitamin D akan menyebabkan metabolisme kalsium dan fosfor terhambat sehingga akan banyak ditemukan telur dengan kerabang tipis dan lembek serta paruh dan cakar yang lembek pula. Selain itu akan terjadi pula penurunan produksi telur dan situasi dimana ayam kesulitan untuk bergerak karena kakinya lemah sehingga terjadilah kelumpuhan/ricketsia.
Vitamin E
Vitamin E dapat digunakan untuk seluruh derivate tocol dan tocotrienol yang mempunyai aktivitas biologis α-tokoferol. Vitamin E disebut juga vitamin antisterilitas dan factor X. Ungkapan seperti “aktivitas vitamin E” atau “defisiensi vitamin E” sering kali digunakan. α-tokoferol disebut sebagai vitamin E semenjak diketahui mempunyai nilai nutrisi yang lebih. Misalnya jika α-tokoferol mempunyai nilai 100, maka β dan zeta tokoferol nilainya hanya kira-kira 1/3-nya; sedangkan gamma delta, epsilon dan etatokoferolhanya kurang dari 1% dari nilai α-tokoferol. Maka analisis total tokoferol pakan dapat salah faham. Satu unit IU didasarkan 1 mg d- α-tokoferol asetat sama dengan 1,36 mg dl- α- tokoferol asetat. dl-α-tokoferol asetat adalah standar internasional yang didefinisikan sebagai aktivitas1 IU per mg. Kemudian istilah 1 IU dan 1 mg dl- α-tokoferol asetat selalu dapat berubah untuk digunakan.
Vitamin E sering disebut sebagai tocopherols dan sering ditemukan dalam biji kedelai, biji gandum dan CGM (corn gluten meal). Vitamin E bermanfaat untuk meningkatkan fertilitas, pertumbuhan embrio normal dan sebagai antioksidan. Defisiensi vitamin E akan menyebabkan menurunnya fertilitas dan daya tetas, encephalomalacia/crazy chick disease (penyakit ayam gila), serta kelainan pada koordinasi otot.
Vitamin K
Nama/sebutan lain vitamin K adalah : vitamin antihemoragic, vitamin pembeku darah, factor protrombin, philloquinon, dan 2-metil-1,4-naftoquinon. Vitamin K digunakan untuk 2-metil-1,4-naftoquinon dan turunannya, yang secara aktivitas biologisnya disebut fityl-menoquinon (philloquinon). Istilah ‘aktivitas Vitamin K” dan “defisiensi Vitamin K” lebh sesuai digunakan. Beberapa senyawa mempunyai struktur yang sama dan semuanya mempunyai aktivitas sebagai vitamin K. Di alam, ada dua bentuk yang dapat diisolasi, yaitu K1, dan K2. Selain itu beberapa senyawa sintetis telah dipreparasi mempunyai aktivitas vitamin K, satu diantaranya adalah 2-metil-1,4-naftoquinon., yang disebut menadion yang lebih aktif dibanding K1. Beberapa senyawa vitamin K sintetis larut dalam air, berbeda sekali dengan K1, dan K2 yang larut dalam lemak.
Vitamin K dapat ditemukan pada tepung ikan. Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin yang nantinya digunakan untuk pengaturan proses pembekuan darah. Defisiensi vitamin K akan menyebabkan perdarahan pada jaringan/organ tertentu (hemoragi) serta anemia akibat darah yang sukar membeku saat terjadi luka pada bagian tubuh yang terbuka (Saif, 2003).
Contoh – contoh pakan sumber vitamin adalah :
A. Gamal (Gliricidia sepium)
Gamal adalah sejenis legum yang mempunyai ciri-ciri tanaman berbentuk pohon, warna batang putih kecoklatan, perakaran kuat dan dalam (Syarief, 1986). Gamal merupakan leguminosa berumur panjang, tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan dengan temperatur suhu antara 20 – 30 oC dengan ketinggian tempat antara 750 – 1200 m. Tanaman ini mampu hidup di daerah kering dengan curah hujan 750 mm/thn dan tahan terhadap genangan. Perkembangan tanaman ini dengan stek, dengan banyak cabang dan responsif terhadap pupuk N (Soedomo, 1985).
Penanaman gamal yang harus diperhatikan yaitu jarak tanaman dibuat 2 – 2,5 m antar baris. Tanaman gamal tinggi menjulang dengan batang lurus panjang. Kulit batangnya mudah sekali lecet atau terkelupas. Bunga gamal tersusun dalam rangkaian dengan warna merah muda keputihan. (Reksohadiprodjo, 1985). Komposisi nutrisi daun gamal terdiri atas bahan kering 23%; protein kasar 25,2%; lemak 4,9%; BETN 55,5% (Rukmana, 2005).
Fungsi tanaman: tanaman pelindung,pagar,makanan ternak,dan penahan erosi.Dapat diperbayak dengan menggunakan stek ataupun biji. Gamal ditanam sebagai penahan angin, bank protein, pakan ternak dan pagar hidup. Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah dapat dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun. Biasanya 8-10 bulan. Sedangkan pada tanaman biji, hasil biomasa baru dapat diperoleh pada usia sekira 2 tahun.Penanaman setek lebih baik berasal dari batang bawah tanaman yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter batang cukup besar (diatas 4cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40cm sampai 1.5m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40 -50cm sampai dengan 1.5 – 5m tergantung kebutuhan. Gamal mengandung nilai gizi yang tinggi. Protein kasar berada diantara 18-30% dan nilai ketercernaan 50-65% .
Walaupun sangat bermanfaat bagi ternak, tingkat racun dalam Gamal juga sudah dikenal sejak lama. Sekurang-kurangnya ada beberapa jenis komponen racun dalam Gamal,diantaranya dicoumerol, suatu senyawa yang mengikat vitamin K dan dapat mengganggu serta menggumpalkan darah. Dicoumerol diperkirakan merupakan hasil konversi dari coumarin yang disebabkan oleh bakteri ketika terjadi fermentasi.Zat lain yang perlu diperhatikan adalah Nitrat (NO3). Sebetulnya nitrat itu sendiri tidak beracun terhadap ternak, tapi pada jumlah yang banyak dapat menyebabkan penyakit yang disebut keracunan nitrat (nitrate poisoning). Nitrate yang secara alamiah terdapat pada tanaman di rubah menjadi nitrit oleh proses pencernaan, pada gilirannya nitrit dikonversi menjadi amonia. Amonia kemudian di konversi lagi menjadi protein oleh bakteri dalam rumen. Apabila ternak sapi mengkonsumsi banyak hijauan yang mengandung nitrat dalam jumlah besar, nitrit akan terakumulasi di dalam rumen. Nitrit sekurangnya 10 kali lebih beracun terhadap ternak sapi dibandingkan nitrat. Nitrit diserap kedalam sel darah merah dan bersaru dengan molekul pengangkut oksigen, hemoglobin sehingga membentuk methemoglobin.
Sayangnya, methemoglobin tidak dapat membawa oksigen dengan efisien seperti hemoglobin, akibatnya detak jantung dan pernafasan ternak meningkat, darah dan lapisan kulit berubah warna menjadi biru kecoklat coklatan, otot gemetar, sempoyongan dan bila tidak segera ditangani dapat mati lemas.Selain itu, dalam Gamal juga terdapat molekul alkaloid yang belum dapat diidentifikasi dan senyawa pengikat protein yang juga tergolong zat anti nutrisi, tannin walaupun dalam konsentrasi yang cukup rendah dibandingkan Kaliandra (Calliandra calothrysus).
b. Premix (pakan campuran)
Premix merupakan campuran beberapa mineral dalam suatu bahan pembawa (carrier) yang digunakan sebagai bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan mineral ternak. Premix adalah campuran bahan pakan yang diencerkan ( carrier), yang dalam pemakaiannya harus dicampurkan kedalam bahan pakan ternak. Premix juga merupakan kombinasi beberapa mikro-ingredient dengan bahan penyerta sehingga merupakan kombinasi yang siap dicampurkan dalam pakan ternak. Komposisi premix berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan relatif pada tiap jenis ternak. Premix disusun dengan mempertimbangkan faktor kebutuhan ternak dan faktor reaksi antar mineral saat dimetabolisme dalam tubuh ternak.
Premix mengandung mineral dan pemberian sejumlah mineral bersifat esensial untuk kesehatan, pertumbuhan, dan produksi ternak yang optimal (Phillips, 2008). Pemberian kurang dari jumlah mineral yang optimum dapat menyebabkan meningkatnya insiden penyakit dan masalah reproduksi, produksi yang rendah, dan laju pertumbuhan yang menurun pada sapi dara. Defisiensi mineral utama yang kecil mampu mempengaruhi fungsi kekebalan sapi dan kemampuan naturalnya untuk melawan infeksi, seperti pada penyakit mastitis dan penyakit lainnya. Penurunan kekebalan dijumpai sebelum penurunan produksi atau beberapa kelainan akibat defisiensi, seperti perubahan warna bulu dan lesi kulit.
Secara umum ada tiga jenis premix berdasarkan komposisinya. Ketiga premix tersebut adalah sebagai berikut:
1. Premix Vitamin-Mineral yaitu feed suplement yang mengandung berbagai jenis vitamin dan mineral. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang membuat.
2. Premix Vitamin-Antibiotika yaitu feed suplement yang mengandung berbagai jenis vitamin dan antibiotik. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang membuat.
3. Premix Vitamin-Mineral-Antibiotik yaitu feed supplement yang mengandung berbagai jenis vitamin , mineral dan antibiotik. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang membuat.
Premix mempunyai khasiat untuk mempertinggi mutu pakan, mempercepat pertumbuhan anak ayam dan mencegah penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin, mineral, asam amino essensial serta fertilitas dan produksi. Contoh produk premix yaitu: (1) Wonder Super Premix, premix ini mengandung vitamin, mineral, asam amino essensial yaitu feed suplement yang melalui makanan dapat diberikan terus menerus sesuai dengan dosis yang dianjurkan pada aturan pemakaiannya; (2) Wonder Super Premix mengandung 12 macam vitamin, mineral dan 2 macam asam amino essensial dalam kombinasi yang optimum untuk ayam dan dilengkapi dengan Canthaxanthin untuk memperbaiki warna kuning telur.
No comments:
Post a Comment