Monday, June 24, 2013

PENGENALAN MEDIA DAN LARUTAN PENGENCER (LAPORAN MIKROBIOLOGI)

CARA PEMBUATAN MEDIA
Dasar teori
Media buatan manusia dapat berupa:
1.      Medium cair yang biasa dipakai ialah kaldu daging lembu sebanyak 3 gr dalam 1 liter air murni dan 5 g peptone. Peptone ialah protein yang terdapat pada daging, air susu, kedelai, putih telur. Peptone N2 kaldu berisi garam-garam mineral.
2.      Medium kental (padat) biasanya menggunakan kentang yang di potong serupa silinder untuk medium. Ada juga medium dari kaldu yang dicampur dengan sedikit agar-agar. Agar-agar ialah sekedar zat pengental dan bukan zat makanan bagi bakteri.
3.      Medium yang diperkaya. Bakteri juga tumbuh pada dasar makanan. Seperti, bakteri pathogen. Brucella abortus, mycobacterium tuberculosis, diplococcus pneumoniae, memerlukan zat makanan tambahan berupa serum atau darah yang tidak mengandung fibrinogen. Fibrinogen adalah zat yang menyebabkan darah menjadi kental apabila keluar dari luka.
4.      Medium yang kering dapat tersedia dalam bentuk serbuk kering
5.      Medium yang sintetik berupa ramuan-ramuan zat anorganik yang tertentu yang mengandung zat karbon dan nitrogen. bakteri autotrof dapat hidup pada medium ini.

Medium sintetik berguna sebagai medium dasar dalam penyelidikan macam-macam vitamin, asam amino dan lain. Dan juga untuk membedakan Aerobacter aerogenes dari escheria coli. Media yang hanya cocok untuk species-species tertentu dan tidak cocok untuk species yang lain disebut medium selektif.
Dalam pembuatan media dapat digunakan 3 buah larutan peptone dengan pH 7,9 yang berfungsi untuk membantu pembiakan media. Larutan PCA (Potato Clostirel agar) dengan menggunakan media bakteri dan larutan PDA (Potato Dextrose Agar) dengan menggunakan tempe (kapang) dan tomat (Khamir). Pembuatan media ini harus dipersiapkan selama 2-3 minggu (Diliello, 2002).
Pada pembuatan media untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung banyak protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri (Stanier, 2001).
Komponen anorganik maupun organic merupakan substrat ataupun medium yang baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan campuran populasi dari protozoa (amoeba, flagllata, cilliata), bakteri (clostridium, rhizobium), alga (ganggang) seperti alga biru, hijau dan jamur terutama jamur bertingkat rendah seperti jamur lender, berbagai ragi, dan berbagai phyromycetes dan ascomycetes (Dwijoseputro, 1998).
Pembahasan
Pada pembuatan media agar padat di perlukan takaran agar yang benar. Jika pembuatannya terlalu pekat maka Aw rendah sehingga mikroorganisme tak akan tumbuh dengan baik. Dan sebaliknya jika pembuatan media terlalu encer maka nutrisi sedikit dan hal tersebut menyebabkan mikoorganisme terhambat pertumbuhannya pula.
Pada pembuatan agar cawan setelah agar memadat di haruskan meletakan media pada posisi terbalik, hal ini bertujuan agar uap air yang terbentuk ketika di lakukan proses inkubasi tidak menetes pada koloni bakteri. Dan jika sampai ditetesi air maka kemungkinan besar bentuk koloni akan berubah karena sudah terkontaminasi.
Media pengencer berfungsi untuk mengencerkan konsentrasi nutrisi dan mengurai koloni mikroorganisme yang bergerombol padat sehingga dapat di amati dan di ketahui jumlah mikroorganisme secara spesifik dan untuk mendapatkan perhitungan yang tepat.
Media-media yang dapat di gunakan dalam uji mikrobiologi ini antara lain:
1.      PCA (Plate Count Agar): Di gunakan sebagai media pertumbuhan bakteri
2.      PDA (Potato Dextrose Agar): Digunakan sebagai media pertumbuhan khamir dan kapang
3.      Pepton: sebagai bahan pengencer
Kesimpulan dan Saran
·         Media merupakan bahan yang terdiri atas campuran nutrisi, yang digunakan sebagai tempat menumbuhkan mikroba
·         Pada proses pengenceran di gunakan peptone untuk membuat medium cair, sedangkan untuk media cawan agar menggunakan PCA dan PDA.
·         Diharapkan dapat menjaga kondisi aseptis lingkungan serta perlengkapan dalam pembuatan media agar dapat menghasilkan mikroba yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Diliello. R. L. 2002. Methods In Rood and Dairy Microbiology. Avy Publishing. Inc. New York.
Dwijoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang.
Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World. Prenticel Hall. Inc. EigleWood. New Jersey.
ISOLASI DAN PEMBIAKAN MIKROBA
DASAR TEORI
Untuk memperhatikan hasil isolasi mikroorganisme yang diinginkan dari habitatnya, hal-hal yang perlu diperhatikan menurut (Sastrahidayat, 1994):
·         Keadaan bahan penyakit
·         Sebelum diisolasi dilakukan disinfetasi permukaan untuk mengurangi kontaminasi. Beberapa bahan yang digunakan adalah HgCl2, C4ClO, dan AgNO3.
·         Suhu yang di gunakan selama inkubasi harus diperhatikan
·         Medium yang digunakan
Ruang tempat inokulasi itu kecil, bersih dan bebas dingin. Pada waktu melaksanakan inokulasi, meja tempat inokulasi didasari dengan kain basah. Pemindahan dengan kawat inokulasi dari pltina atau dai nikrom, ujung boleh lurus, boleh juga berupa kolongan yang berdiameter 1-3 mm. setelah pengambilan inokulasi selesai, mulut tabung dipanasi kemudian disumbat kemudian digesekan pada medium baru atau pada suatu kaca benda, tujuannya membuat suatu sediaan. Medium diletakan terbalik untuk menghindari tetesnya air yang melekat pada dinding dalam tutup cawan, sehingga bakteri yang diinokulasikan dapat dapat menyebar luas ke seluruh permukaan medium. Bakteri yang aerob maupun anaerob dapat tumbuh dan banyaknya koloni mudah dihitung.
Pembiakan mikroba juga dapat dilakukan dengan pengenceran yaitu macam species diencerkan dalam satu tabung tersendiri kemudian diambil untuk diencerkan lagi, dari enceran kedua diambil untuk diencerkan lebih lanjut. Selanjutnya disebarkan pada medium padat, dan akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium (Dwijoseputro, 1998).
SIFAT-SIFAT SEL KAPANG
Kapang adalah sejenis jamur dimana sangat membantu sekali pada proses pembuatan tempe. Kapang yang digunakan adalah kapang jenis rhizopus. Pada kapang tidak dijumpai adanya hifa dan spora (anonymous, 2004).
Kapang ada yang mempunyai sifat mikoparasit, yaitu kemampuan untuk parasit bagi kapang lain. Sifat ini dimanfaatkan sebagai agen biokantral terhadap jenis-jenis kapang fitoplatogen, kapang ini bernama trichoderma harzianam (Diliello, 2002).
Kapang sangat membantu dalam proses pembuatan tempe, kapang yang digunakan antar lain Rhizopus Oligisporius, Rhizopus Arrhizus dan Rhizopus stolonifer. Kapang dalam tempe mampu mencerna matriks antara sel-sel biji kedelai. Sementara enzim yang dihasilkan kapang selama fermentasi menimbulkan perubahan pada protein, lemak, dan karbohidrat (Stanier,2001).
Semua kapang bersifat aerobic yaitu membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Kapang tumbuh pada kisaran pH 2-8,5 tapi pertumbuhannya akan lebih baik pada asam atau pH rendah. Kapang memproduksi enzim hidrolik. Misalnya amylase, pektinase, proteinase, dan lipase. Oleh karena itu, dapat tumbuh pada makanan-makanan yang mengandung pati, pectin, protein dan lipid. Kapang mengeluarkan kamponen yang dapat menghambat organisme lainnya. Komponen ini disebut antibiotic misalnya penisilin yang diproduksi oleh penicillium chrysagenum dan clavosin yang diproduksi oleh Aspergillus Clavatus ( Fardias, 1992).




persiapan media
Pupukan yang digunakan untuk menumbuhkan microba disebut media(tunggal) atau media(jamak).media dibedakan atas 3 macam yaitu: media cair yang dapat digunakan berbagai macam tujuan misalnya untuk mengembangkan atau menbiakkan microba,fermentasi dan uji-uji lain,contoh media cair misalnya Nutrien Broth,Glucos Broth dan lain sebagainya.media padat,misalnya Nutrien Agar,Potato Dextorse Agar,yang dapat untuk media menumbuhkan bakteri di cawan sehingga dapat dihitung koloninya.media setengah padat(semi solid) yang mempunyai konsistensi di antara cair dan medium padat.

komposisi medium

 Untuk menstimulir pertumbuhan microba,media harus memiliki komponen-komponen yang di butuhkan microba seperti air,karbon,energi,nitrogen,mineral dan faktor pertumbuhan lain seperti vitamin dan asam amino.microba juga mempunya pH maksimum dan optimum untuk pertumbuhanya oleh karena itu dalam persiapan media perlu dilakukan pengaturn pH sehingga tercapai pH optimum untuk pertumbuhan microba yang diinginkan.

Pembuatan media dapat dilakukan dengan menimbang bahan kimia secara teliti,kemudian mencampurkanya/melarutkanya dalam air suling,mengatur pHnya,dan memasukan ke dalam tabung,dan mensterilkannya menggunakan otoklaf pada suhu dan waktu yang ditetapkan misalnya suhu 121 drajat (tekanan 151b) selama 15-20 menit

medium padat mengandung bahan pemadat seperti agar,gelatin,atau silika gel yang paling sering digunakan adalah agar yang marupakan bahan dari peganggng laut.media yang mengandung agar akan mencair dalam suhu 79-100 drajat,dan setelah sterilisasi media agar akan membeku dalam suhu 42 drajat,media yang disimpan dalam memadat ,misalnya dilemari es dapat dicairkan kembalidengan memanaskan wadah dengan pemanas.media yang akan di inokulasi dengan microba tentu sebelum memadat harus didinginkan terlebih dahulu disuhu ruangan sampai 47-50c.jika media terlalu panas,microba yang akan ditumbuhkan akan mati.

struktur kimia agar terdiri dari galaktan,yaitu polimer dari molekul-molekul galaktosa yang tidak dapat dipecah kebanyakan oleh microba konsenterasi yang digunakan biasanya 1,5% tetapi jika akan dilakukan goresan pada permukaan agar dapat digunakan konsentrasi 1,8-20%sehingga dapat agar yang lebih keras setelah memadat.media setengah padat mengandung agar yang jumlahnya sedikit dari pada media padat biasanya sekitar 0,5% dan sering digunakan uji pengerak microba (motilitas).didalam media agar tidak terdapat bahan makanan untuk microba ,melainkan  hanya sebagai bahan pemadat

Bentuk dan jumlah media

jumlah media yang akan digunakan di dalam suatu percobaan harus diperhitungkan sedemikian rupa untuk meng hindari pembuatan media yang berlebihan karena mahal harganya.jumlah media yang digunakan dapat ditentukan berdasarkan bentuk meda yang di gunakan dan jumlah pekerjaan contoh sbb:
  • Agar cawan       :15-20ml/cawan petri 
  • Agar tegak         :8-9ml/tabung reaksi
  • Agar miring       :6-7ml/tabung reaksi
  • Media cair         :9-10ml/tabung reaksi
  • media cair berisi tabung durham:9ml/tabung reaksi 
Larutan pengencer

seperti halnya media,larutan yang digunakan untuk mengencerkan contoh biasanya mangandung buffer untuk menjaga keseimbangan ion dari microba.buffer yang diunakan untuk pembuatan media dan larutan pengencer adalah fosfst.karena merupakan satu-satunya komponen anorganik yang mengandung sifat buffer pada kisaran pH normal,yaitu merupakan pH yang dapat mempertahankan keseimbangan fisiologi dari microba.selain dari itu fosfat tidak mempunyai unsur racun bagi microba.gram fosfat yng sering digunakan sebagai buffer adalah kalium monohidrogen fosfat (KH2PO4) dan /kalium hidrogen fosfat(kH2PO4).sebagai larutan pengencer,selain larutan yang mangandung buffer fosfat,dapat juga digunakan larutan garam fisiologi(0,85%) atau larutan reagen.larutan pengencerditempatkan dalam tabung reaksi adalah 9 ml setiap tabung nya.
T virida,Aspergilus sp,A niger,A flafus
  • panaskan ose dalam pemanas bunsen sampai membara
  • masukan ose dalam media yang akan ditumbuhi bakteri,dengan tujuan mendinginkan ose agar pada saat pengambilan bakteri,bakteri tidak mati kepanasan
  • ambil bakteri dalam tabung reaksi
  • masukan dalam media  TSA dengan mengores secara zig-zag
  • panaskan mulut tabung agar tidak terjadi kontaminasi,tutup segera
  • setelag itu panaskan ose sampai membara,kemudian simpan di tempat enyimpanan.

MEMBUAT LARUTAN PENGENCER(KH2Po4)
       Untuk membuat larutan pengencer 1liter menbutuhklan 1,25 ml KH2Po4,dengan cara memipet KH2Po4 secara aseptis didekat pemanas bunsen diusahakan agar ujung pipet selalu di dekat api,untuk memipet KH2Po4 sebanyak 1,25 ml dengan menggunakan micro pipet 4 digit putar hingga pada angka 625 pipet 2x ,masukan dalam gelas beker ukuran 1L,masukan aquades sebanyak 1L aduk hingga homogen.setelah itu masukan  larutan pengencer tersebut kedalam tabung reaksi berulir menggunakan dispenset sebanyak 9 ml,step ahir sterilisasi manggunakan autoclave selama  15 menit.

membuat media plate count agar(TPC),potato dextrose agar(PDA),LSTB,braid parker agar base(BPA)
membuat media PCA


Media PCA mempunyai aturan pengunaan 23,5gram per 1liter
contoh: apa bila kita membutuhkan PCA 450ml dengan perhitungan
23,5/1000.450=10,575gram PCA
  • setelah kita menimbang PCA dengan berat 10,575gram,masukan dalam erlenmeyer ditambah dengan aqudest aduk hingga homogen
  • tutup menggunakan kapas yang telah dibentuk tutup erlenmeyer dan ditutup kembali menggunakan alamunium foil,setelah semuanya selesai secara rapi media di autoclaf untuk sterilisasi selama 15 menit.

membuat media PDA agar miring untuk penyegaran kapang kamir

Media PDA mempunyai aturan penggunaan 39 gram per 1liter
  • timbang media yang akan di butuhkan,masukan dalam erlenmeyer ditambah dengan aquadest aduk hingga homogen.
  • panaskan media diatas pemanas tanur hingga agar yang terdapat dalam media PDA larut sempurna.
  • tuangkan dalam tabung reaksi sebanyak 7mili setiap tabungnya.
  • masukan tabung-tabung tersebut dalam autoclafe untuk disterilisasi selama 15 menit.
menimbang media LSTB
  • Media LSTB mempunyai aturan penggunaan 39 gram per 1 lier 
menimbang media BPA untuk pertumbuhan kultur sthypilo cocus aureus
  • Media ini mempunyai aturan penggunaan 63gram per 950mili
  • Dalam pembuatan media ini ditambahkan egg yolk setelah dilakukan inkubasi
  • pada perhitungan BPA ini agak sedikit berbeda degan media lain
  • contoh: apabila kita membutuhkan media BPA 300mili perhitunganya sebagai berikut,36/1000.300=18,9 gram BPA. 950/1000.300=285mili aquadest 
  • masukan BPA dan aquadest dalam erlenmeyer aduk sampai homogen
  • inkubasi selama 15 menit,setelah itu tambah dengan eggyolk 15 mili.

http://hendrasakurniawan.blogspot.com/p/micro.html

No comments: